Satelit merupakan
benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Di
alam ini ada dua satelit yang kita ketahui yaitu satelit alami dan satelit
buatan, contoh dari satelit alami misalnya bulan sebagai satelit alami bumi.
Sedangkan untuk satelit buatan banyak macamnya dan akan kita ulas setelah ini.
SATELIT ALAMI DAN SATELIT BUATAN
Satelit
alami merupakan benda yang terdapat di luar angkasa yang mengorbit suatu planet
dan bukan buatan manusia. Satelit alami bumi ialah bulan. Selama bulan
mengelilingi bumi, bulan mengalami 3 gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi
bulan mengelilingi bumi, serta revolusi bulan dalam mengelilingi matahari.
Rotasi adalah gerakan perputaran bulan pada porosnya, waktu rotasi bulan sama dengan satu bulan (29hari), sedangkan revolusi adalah gerakan beredarnya bulan dalam mengelilingi bumi. Hal ini mengakibatkan apabila dilihat dari bumi, bentuk dari bulan itu akan berubah-ubah, kejadian ini disebut fase bulan.
Selain berotasi serta berevolusi, bulan bersama dengan bumi juga mengitari matahari. Waktu yang ditempuh bulan guna mengitari matahari sama dengan waktu yang diperlukan oleh bumi guna mengelilingi matahari, yaitu 1 tahun. Bulan mengelilingi matahari dalam setahun sekali dan mengelilingi bumi 12 kali dalam 1 tahun, sehingga revolusi bulan dijadikan penanggalan masehi atau hijriah. Berikut fungsi satelit alami (bulan) :
Rotasi adalah gerakan perputaran bulan pada porosnya, waktu rotasi bulan sama dengan satu bulan (29hari), sedangkan revolusi adalah gerakan beredarnya bulan dalam mengelilingi bumi. Hal ini mengakibatkan apabila dilihat dari bumi, bentuk dari bulan itu akan berubah-ubah, kejadian ini disebut fase bulan.
Selain berotasi serta berevolusi, bulan bersama dengan bumi juga mengitari matahari. Waktu yang ditempuh bulan guna mengitari matahari sama dengan waktu yang diperlukan oleh bumi guna mengelilingi matahari, yaitu 1 tahun. Bulan mengelilingi matahari dalam setahun sekali dan mengelilingi bumi 12 kali dalam 1 tahun, sehingga revolusi bulan dijadikan penanggalan masehi atau hijriah. Berikut fungsi satelit alami (bulan) :
- Secara tidak langsung satelit alami dapat melindungi bagi planet yang diorbitnya dari berbagai hantaman benda luar angkasa lainnya seperti komet dan asteroid.
- Dapat mengontrol kecepatan rotasi sebuah planet sebab efek gravitasional tidal wave.
- Menyeimbangkan perputaran pada siklus air laut sehingga terdapat pasang surut air laut.
- Mengurangi efek dari akibat radiasi sinar ultraviolet.
- Adanya siang dan malam.
Satelit buatan adalah satelit
yang sengaja dibuat oleh manusia untuk kepentingan tertentu, seperti untuk
pengiriman informasi ataupun untuk memantau apa yang terjadi di Bumi. dan di
bawah ini adalah beberapa macam satelit buatan :
1. Satelit Astronomi
yaitu satelit yang digunakan untuk
mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh. contoh : satelit hubble yang di
luncurkan pada tahun 1990 yang digunakan untuk memotret rose nebula
2. Satelit Komunikasi
adalah satelit buatan yang
dipasang di angkasa dengan
tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit
komunikasi
menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner,
meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah. contoh : satelit televisi dan informasi
pertama, satelit telstar 1 di tahun 1964
3. Satelit Pengamat Bumi
adalah satelit yang dirancang
khusus untuk mengamati Bumi dariorbit, tetapi ditujukan untuk
penggunaan non-militer seperti
pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll. contoh : satelit LANDSAT yang
digunakan untuk mengamati permukaan bumi
4. Satelit Navigasi
Adalah satelit yang menggunakan
sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk
menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi
yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada
juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan
penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal
satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan
ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.
5. Satelit Mata-mata
adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan
untuk tujuan militer atau mata-mata. contoh : satelit pendukung
pertahanan (DSP) yang digunakan untuk memberi peringatan awal dalam peluncuran
rudal.DSP telah di guanakan Amerika sejak perang teluk 1991
6. Satelit Tenaga Surya
adalah satelit yang diusulkan
dibuat di orbit Bumi tinggi yang
menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk
menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat
besar di Bumi yang dapat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga
konvensional. contoh : satelit ikaros buatan
jepang.
7. Stasiun Angkasa
adalah struktur buatan manusia
yang dirancang sebagai tempat
tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa
dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh
ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau
fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari
dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah
di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau
bahkan tahunan. Stasiun ruang angkasa juga digunakan untuk mempelajari
efek jangka panjang penerbangan luar angkasa terhadap tubuh manusia dan
menyediakan platfrom yang lebih banyak dan panjang untuk penelitian santifik dari
yang telah tersedia dari kendaraan luar angkasa lainnya. contoh : stasiun ruang angkasa
internasional yang mengorbit di Bumi dengan ketinggian 360 Km, dan mulai
beroprasi pada 2 November 2000.
8. Satelit Cuaca
adalah satelit yang diguanakan
untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi. contoh :satelit cuaca pertama yang
diterbangkan oleh NASA, TIROS 1 yang diterbangkan tahun 1960.
9. Satelit Miniatur
Adalah satelit
yang ringan dan kecil.
Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini
(500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah
10 kg). contoh : lima satelit yang di
luncurkan dari stasiun luar angkasa internasional pada hari kamis 4 Oktober
2012 yang di sebut CubeSat yang digunakan untuk berbagai macam misi seperti
observasi bumi, fotografi, dan demonstrasi teknologi dengan dengan mengirimkan
LED pulse atau kode morse untuk menguji sistem komunikasi optik.
Satelit Indonesia
Indonesia adalah negara pertama kali memilii satelit di negara bagian asia
tenggara. Berikut
ini daftar satelit yang dimiliki oleh indonesia yang kami ambil datanya dari wikipedia.
No.
|
Nama
|
Mulai Operasi
(diluncurkan) |
Akhir Operasi
|
Slot Orbit
|
Pengelola
|
Wahana luncur
|
Pembuat
|
Keterangan
|
1.
|
Palapa A1
|
8 Juli 1976
|
Juni 1985[1]
|
83° BT
|
Perumtel
|
Delta-2914
|
Hughes (HS-333)[2]
|
Diluncurkan dari Kennedy Space Center, Tanjung
Canaveral, Amerika Serikat.
|
2.
|
Palapa A2
|
10 Maret 1977
|
Januari 1988[1]
|
77° BT
|
Perumtel
|
Delta-2914
|
Hughes (HS-333)[2]
|
Diluncurkan dari Kennedy Space Center.
|
3.
|
Palapa B1
|
18 Juni 1983[3]
|
1990
|
108° BT
|
Perumtel
|
Challenger F2
(STS-7) |
Hughes (HS-376)[2]
|
Diluncurkan menggunakan pesawat ulang-alik.
|
4.
|
Palapa B2
|
3 Februari 1984
8:00 EST |
Gagal
|
Perumtel
|
Challenger F4
(STS-41-B) |
Hughes (HS-376)[2]
|
dilepas dari wahana pada 16:00 EST[4], gagal dan
dijemput oleh STS-51A pada November 1984[1]
|
|
5.
|
Palapa B2P
|
21 Maret 1987
|
Februari 1996[1]
|
113° BT
|
Perumtel
Satelindo |
Delta 6925
|
Hughes (HS-376)
|
Beralih kepemilikan ke Satelindo pada 1993,[2]dan
diganti Palapa C1.[1]
|
6.
|
Palapa B2R
|
13 April 1990
|
2000
|
108° BT
|
Perumtel
|
Delta 6925
|
Hughes (HS-376)
|
Merupakan Palapa B2 yang diperbaiki oleh Sattel
Technologies,[1]
|
7.
|
Palapa B4
|
14 Mei 1992
7:40 WIB[5] |
2005[2]
|
118° BT
|
Telkom
|
Delta II-7925
|
Hughes (HS-376)
|
Diluncurkan dari Kennedy Space Center.
|
8.
|
Palapa C1
|
31 Januari 1996
|
1999
|
113° BT
|
Satelindo
|
Atlas-2AS
|
Hughes (HS-601)
|
Diluncurkan dari Tanjung Canaveral LC-36B.[6]
Gagal beroperasi sehingga pada Januari 1999 beralih kepemilikan ke Hughes dan berganti nama menjadi HGS3. Desember 2000 disewa Kalitel dari AS di 50º BT dan menjadi Anatolia 1, Agustus 2002 disewa Pakistan di 38ºBT menjadi Paksat1.[7] |
9.
|
Palapa C2
|
15 Mei 1996
|
2011[6]
|
113° BT
|
Satelindo
Indosat |
Ariane-44L H10-3
|
Hughes (HS-601)
|
Diluncurkan dari Kourou, Guyana Perancis.[6]
Orbit akan dipindahkan ke 105,5° BT karena 113° BT akan ditempati Palapa D.[8] |
10.
|
Indostar I (Cakrawarta I)
|
12 November 1997
|
2011
|
107,7° BT[9]
|
Indovision
|
Ariane-44L H10-3[10]
|
CTA -> Orbital Sciences Corporation (OSC)
(Star-1) |
Diluncurkan dari dari Kourou, Guyana Perancis.
|
11.
|
Telkom-1
|
12 Agustus 1999,
21:48 UTC |
2016
|
108° BT
|
Telkom
|
Ariane IV
|
Lockheed Martin
(A2100A)[2] |
|
12.
|
Garuda-1
|
12 Februari 2000[11]
|
2015
|
123° BT[12]
|
Asia Cellular Satellite (ACeS)
|
Proton K Blok-DM3
|
Lockheed Martin
A2100AXX[13] |
ACeS adalah patungan PSN dan perusahaan asing.[14]
Diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan. |
13.
|
Telkom-2
|
16 November 2005
|
Beroperasi
|
108° BT
|
Telkom
|
Ariane V
|
Orbital
(Starbus 2)[2] |
Diluncurkan dari dari Kourou, Guyana Perancis.
|
14.
|
INASAT-1
|
2006
|
Satelit pertama buatan Indonesia.
|
|||||
15.
|
LAPAN-TUBSAT
|
2007
|
Satelit mikro pertama Indonesia.
|
|||||
16.
|
Indostar II (Cakrawarta II)
|
16 Mei 2009, 7:58 WIB
|
2024
|
107,7° BT
|
Indovision
|
Proton-M Briz-M
|
Boeing
(BSS-601HP) |
Diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome (LC-200/39),
Kazakhstan.[15][16]
|
17.
|
Palapa D
|
31 Agustus 2009 16:28 WIB
|
2024
|
113° BT
|
Long March 3B
|
Thales Alenia Space
(Spacebus-4000B3) |
Diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC),
Cina.
Menggeser orbit Palapa C2 dari 113° BT ke 105,5° BT. |
|
18.
|
Telkom-3
|
2011
|
2026
|
?
|
Telkom
|
Proton-M Briz-M
|
ISS Reshetnev
(Ekspress-1000N) & Alcatel (Payload) |
Proses tender selesai pada Desember 2008.[17]
|
Pada
tahun 2012 Indonesia
akan meluncurkan satelit buatan sendiri ke orbitnya, satelit
buatan anak negeri
ini sudah dibahas pada tahun 2009 lalu, yang dihadiri oleh dari berbagai
perguruan tinggi di indonesia diantaranya ITB, ITS, UI, UGM, dll.
Berdasarkan ketinggian
garis edarnya, satelit dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya :
- Satelit LEO (Low Earh Orbit) yaitu satelit yang
bergaris edar rendah yaitu diantara 500 km sampai 10.000 km dari permukaan
bumi. Waktu revolusi satelit ini adalah 2 sampai 6 jam. Contoh satelit ini
adalah Iridium, Global Star, Elipsat, Odessey, dan Constellation
- Satelit MEO (Medium Earth
Orbit) yaitu
satelit yang bergaris edar menengah yaitu diantaranya 10.000 km sampai
20.000 km. Waktu revolusi satelit ini antara 6 sampai 12 jam.
- Satelit GEO (Geostatinonary
Earth Global) yaitu
satelit yang berada pada orbit geostasioner yaitu 36.000 km dari permukaan
bumi. Orbit stasioner adalah orbit yang menyebabkan waktu reovolusi
satelit sama dengan rotasi bumi, yaitu satu hari. Contoh satelit ini
adalah satelit palapa dan intelsat.
CARA KERJA SATELIT
Satelit yang mengitari
bumi pada orbitnya akan dikendalikan oleh Master Control Station di
stasiun bumi. Pengendalian satelit yang berada puluhan ribu kilometer dari bumi
menggunakan sistem otomatis yang didasarkan atas dua sistem pengendalian,
yaitu Spin Stabillized Satellite dan Three Axiz Body Stabillized.
Spin Stabillized
Satellite merupakan metode pengendalian satelit dengan cara menggerakan
body satelit secara berputar untuk menuju ke suatu posisi tertentu yang
diinginkan. Satelit secara teori akan diam pada posisinya di orbit, pada
kenyatannya akan bergeser dari orbit yang sebenarnya.
Three Axiz Body
Stabillized merupakan pengontrolan posisi satelit berdasarkan sumbu
koordinal X,Y, dan Z. dari ketiga sumbu tersebut akan dipetakan menjadi posisi
pitch, roll and yaw.
Kerja satelit terbagi
dua, yaitu cara uplink dan downlink. Uplink
adalah transmisi yang dikirim dari planet bumi menuju satelit, sedangkan
downlink yaitu transmisi dari satelit ke stasiun bumi.
Pada dasarnya,
komunikasi satellit dan cara kerjanya berguna sebagai repeater di langit,
satelit juga menggunakan transponders, yaitu alat yang memungkinkan terjadinya komunikasi
dua arah.
Umumnya komunikasi
satelit menggunkan begit banyak transponders. Hal lain yang penting perannya
dalam jaringan komunikasi satelit adalah antena satelit, karena benda ini
berfungsi sebagai penerima transisi di setiap wilayah di dunia. Sedangkan
sebuah satelit spancing (penempatan satelit) digunakan adar dalam melakukan
transmisi lebih mudah berdasarkan wilayahnya. Power sistem yang digunkakan oleh
satelit diperoleh dari sinar matahari yang diubah bentuk menjadi listrik yang
menggunkan sel surya (solar cells)
Pesawat luar angkasa
yang berada lama di uang angkasa membangkitkan tenaga dengan energi matahari.
Pesawat memperoleh energi matahari itu dengan menggunakan struktur seperti
sayap besar yang diberi nama panel surya, setiap panel surya tersusun atas
banyak sel yang lebih kecil sel surya menghasilkan tnaga listrik saat terkena
cahaya. Sel-sel tersebut dibuat dari bahan yang disebut silikon. Panel surya
hanya akan bekerja bila saat menghadap ke arah matahari, dan satelit dilengkapi
dengan sensor yang mencari arah cahaya. Motor menggerakkan panel dihadapkan ke
cahaya matahari. Satelit juga dilengkapi dengan sumber tenaga yang berdurasi 12
tahun yang merupakan bahan bakarnya agar dapat beroprasi.
Sejarah Satelit Milik Indonesia
Mungkin
sebagian dari kita beragapan bahwa Indonesia negara kita ini hanya memiliki
satu satelit yang kita kenal lama dengan Satelit Palapa. Tapi ternyata
Indonesia memiliki cukup banyak satelit yang melayan di luar angkasan sana dan
dalam jangka waktu tertentu satelit satelit tersebut diganti karena dengan yang
lebih baru. Dan asal tahu saja, ternyata Indonesia telah melunjurkan satelit
sejak tahun 1976.
Berikut ini
merupakan nama-nama satelit Indonesia dari tahun 1976 sampai dengan tahun 2009
yang saat ini masih melayan di luar angkasa.
1. Satelit Palapa A1 tahun 1976 – Satelit pertama di
Indonesia
Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi
geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari “Sumpah Palapa”, yang pernah
dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.
Satelit
pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan
dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu
bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.
Kemudian 4
satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika
peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan
dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara
itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan
lagi sebagai Palapa B2R.
2. Sateli Palapa A2 (1977)
Palapa A2
adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel.
Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan beroperasi
di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga bulan Januari 1988, 4 tahun
melewati masa operasional yang direncanakan.
Program
satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2 kontrak
terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and
Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2 satelit (Palapa A1
dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit tersebut dan 9
stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17
bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing. Pada kontrak terpisah, dibangun
total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel. Nama Palapa
sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli 1975. Satelit Palapa A2
dimaksudkan sebagai cadangan dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa A1
mengalami kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasi
oleh Palapa A1.
3. Satelit Palapa B2P (1987)
Satelit
Palapa B2P adalah satelit yang mengitari orbit geosynchronous dan bergerak dari
barat ke timur dengan kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi. Satelit ini
terletak pada ketinggian 36.000km diatas khatulistiwa pada lokasi 113°BT dan
dikendalikan oleh stasiun yang terletak di Bumi tepatnya di daerah Cibinong.
Satelit Palapa merupakan satelit relay bagi stasiun bumi yang selanjutnya
memancarkan kembali siaran ke televisi dengan transponder Palapa yang bekerja
pada jarak 6 gigahertz dengan kekuatan pancar 10 watt.
Satelit
Palapa B2P yang sesungguhnya dibuat untuk keperluan domestik serta ditujukan
untuk disewakan ke mancanegara ternyata mampu menjaring bisnis yang sangat
baik, dan karenanya Palapa B2P menjadi satelit rebutan. Para penyelenggara
penyiaran (CNN, ESPN) menggunakan Palapa B2P, sehingga masyarakat yang berada
dalam area cakupan Palapa B4 dapat menerima program-progam mereka.
4. Satelit Palapa C1 (1996)
Satelit Palapa C1 adalah satelit komunikasi pertama dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C1 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral (LC-36B) AS, menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT dengan rentang operasi selama 7 tahun. Namun setelah terjadi kegagalan pengisian battery pada tanggal 24 November 1998 akhirnya Palapa C1 dinyatakan tidak layak beroperasi dan digantikan oleh Palapa C2.
5. Satelit Palapa C2 (1996)
Satelit
Palapa C2 adalah satelit komunikasi kedua dalam generasi Palapa C yang dimiliki
dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C2
diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 15
Mei 1996 di Kourou, Guyana Perancis (Ko ELA-2), menggunakan roket Ariane-44L
H10-3. Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT di
ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Operasional satelit ini berpindah
tangan ke PT. Indosat Tbk. akibat penggabungan Satelindo dengan Indosat. Demi
memberi tempat bagi Satelit Palapa D, rencananya orbit satelit ini dipindah ke
105,5° BT.
6. Satelit TELKOM-2 (2005)
Telkom-2 adalah satelit yang diluncurkan Telkom ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005.
Telkom-2
memiliki umur operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS.
Sekitar 70 persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak
luar.
Dari 30
persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom, satelit buatan
Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung sistem komunikasi
transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi sambungan langsung
jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), internet, dan
jaringan komunikasi untuk kepentingan militer.
Satelit ini
akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas 24 transponder C-band dan
berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai seluruh ASEAN, India dan Guam.
7. Satelit INASAT-1 (2006) Satelit Pertama buatan Indonesia
INASAT-1
adalah Nano Hexagonal Satelit yang dibuat dan didesain sendiri oleh Indonesia
untuk pertama kalinya. INASAT-1 merupakan satelit metodologi penginderaan untuk
memotret cuaca buatan LAPAN.
Selain itu
INASAT-1 adalah satelit Nano alias satelit yang menggunakan komponen elektronik
berukuran kecil, dengan berat sekitar 10-15 kg. Satelit itu dirancang dengan
misi untuk mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan data lingkungan
(berupa fluks magnet didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping
yang digunakan untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem
satelit.
Adapun
satelit itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat Teknologi
Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara LAPAN,
Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan Kemandirian
Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano dengan nama
Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1).
Dari segi
dinamika gerak akan diketahui melalui pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu,
sehingga dalam perjalanannya akan diketahui bagaimana perilaku geraknya.
Penelitian dinamika gerak ini menjadi hal yang menarik untuk satelit-satelit
ukuran Nano yang terbang dengan ketinggian antara 600-800 km.
8. Satelit LAPAN-TUBSAT (2007) Satelit Mikro Pertama di Indonesia.
LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universität Berlin; TU Berlin). Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak.
LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universität Berlin; TU Berlin). Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak.
LAPAN-TUBSAT
membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar
sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian orbit 630 kilometer
serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan lebar sapuan 81
kilometer.
Manuver
attitude ini dilakukan dengan menggunakan attitude control system yang terdiri
atas 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil dan sebuah star
sensor untuk navigasi satelit. Komponen-komponen inilah yang membedakannya
dengan satelit mikro lain yang hanya mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif
gradien gravitasi dan magneto torquer, sehingga sensornya hanya mengarah
vertikal ke bawah.
Sebagai
satelit pengamatan, satelit ini dapat digunakan untuk melakukan pemantauan
langsung kebakaran hutan, gunung meletus, tanah longsor dan kecelakaan kapal
maupun pesawat. Tapi pengamatan banjir akan sulit dilakukan karena kamera tidak
bisa menembus awan tebal yang biasanya menyertai kejadian banjir.
9. Indostar II / Cakrawarta II (2009)
Indostar II
atau Cakrawarta II adalah satelit yang diluncurkan oleh PT Media Citra Indostar
(MCI) yang mengelola dan mengoperasionalisasi satelit Indovision. Satelit ini
diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Proton Breeze milik Rusia dan
lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di Kazahkstan. Peluncuran satelit
Indostar II ini telah berlangsung pada tanggal 16 Mei 2009.
10. Satelit Palapa D (2009)
Satelit
Palapa D (kode internasional = 2009-046A) adalah satelit komunikasi Indonesia
yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan pada
tanggal 31 Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang Satellite Launch Center
(XSLC) menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales
Alenia Space, Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2
pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT yang akan selesai masa operasionalnya
pada tahun 2011.
Metode Pancaran Satelit
Mode Pancaran Satelit
Secara
umum, setiap satelit terdiri dari 2 pola pancaran, yaitu uplink dan downlink.
Namun untuk keperluan yang lebih khusus ada pula satelit yang memiliki pola
pancaran crosslink. Berbagai pola pancaran satelit ini dapat dilihat
pada gambar di atas.
A. Uplink
Uplink
adalah model pancaran sinyal dari
stasiun bumi menuju satelit di luar angkasa. Sinyal yang dipancarkan antar
stasiun bumi tidak akan mengalami interferensi karena dikirimkan pada frekuensi
yang berbeda, seperti ditunjukkan pada gambar 23. Sinyal ini kemudian ditangkap
oleh antena satelit untuk kemudian dikuatkan dan ditransmisikan kembali ke
bumi.
Mode Pancaran
Uplink
B. Downlink Model
Downlink adalah pancaran sinyal dari satelit
menuju ke bumi. Sinyal ini memiliki frekuensi yang lebih kecil dari dari
frekuensi uplink. Pancaran
downlink adalah kebalikan dari
pancaran uplink.
Gambar 3. Contoh Mode Pancaran
Downlink
Untuk
satelit dengan frekuensi C-band, frekuensi C-band besarnya
sekitar 6 GHz. Pada gambar 24, pancaran downlink diterima oleh antena stasiun
bumi untuk kemudian diolah menjadi sinyal baseband.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar