WELCOME TO OUR BLOG HOPE YOU ENJOYED AND GET A LOT OF KNOWLEDGE

SATELIT

Satelit merupakan benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Di alam ini ada dua satelit yang kita ketahui yaitu satelit alami dan satelit buatan, contoh dari satelit alami misalnya bulan sebagai satelit alami bumi. Sedangkan untuk satelit buatan banyak macamnya dan akan kita ulas setelah ini.

SATELIT ALAMI DAN SATELIT BUATAN

Satelit alami merupakan benda yang terdapat di luar angkasa yang mengorbit suatu planet dan bukan buatan manusia. Satelit alami bumi ialah bulan. Selama bulan mengelilingi bumi, bulan mengalami 3 gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi bulan mengelilingi bumi, serta revolusi bulan dalam mengelilingi matahari.

Rotasi adalah gerakan perputaran bulan pada porosnya, waktu rotasi bulan sama dengan satu bulan (29hari), sedangkan revolusi adalah gerakan beredarnya bulan dalam mengelilingi bumi. Hal ini mengakibatkan apabila dilihat dari bumi, bentuk dari bulan itu akan berubah-ubah, kejadian ini disebut fase bulan.

Selain berotasi serta berevolusi, bulan bersama dengan bumi juga mengitari matahari. Waktu yang ditempuh bulan guna mengitari matahari sama dengan waktu yang diperlukan oleh bumi guna mengelilingi matahari, yaitu 1 tahun. Bulan mengelilingi matahari dalam setahun sekali dan mengelilingi bumi 12 kali dalam 1 tahun, sehingga revolusi bulan dijadikan penanggalan masehi atau hijriah. Berikut fungsi satelit alami (bulan) :
  1. Secara tidak langsung satelit alami dapat melindungi bagi planet yang diorbitnya dari berbagai hantaman benda luar angkasa lainnya seperti komet dan asteroid.
  2. Dapat mengontrol kecepatan rotasi sebuah planet sebab efek gravitasional tidal wave.
  3. Menyeimbangkan perputaran pada siklus air laut sehingga terdapat pasang surut air laut.
  4. Mengurangi efek dari akibat radiasi sinar ultraviolet.
  5. Adanya siang dan malam.


  
Satelit buatan adalah satelit yang sengaja dibuat oleh manusia untuk kepentingan tertentu, seperti untuk pengiriman informasi ataupun untuk memantau apa yang terjadi di Bumi. dan di bawah ini adalah beberapa macam satelit buatan :

1. Satelit Astronomi
yaitu satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh. contoh :  satelit hubble yang di luncurkan pada tahun 1990 yang digunakan untuk memotret rose nebula

2. Satelit Komunikasi
adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah. contoh : satelit televisi dan informasi pertama, satelit telstar 1 di tahun 1964

3. Satelit Pengamat Bumi
adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dariorbit, tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll. contoh : satelit LANDSAT yang digunakan untuk mengamati permukaan bumi


4. Satelit Navigasi
Adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.


5. Satelit Mata-mata
adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata. contoh : satelit pendukung pertahanan (DSP) yang digunakan untuk memberi peringatan awal dalam peluncuran rudal.DSP telah di guanakan Amerika sejak perang teluk 1991


6. Satelit Tenaga Surya
adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dapat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional. contoh : satelit ikaros buatan jepang.


7. Stasiun Angkasa
adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Stasiun ruang angkasa juga digunakan untuk mempelajari efek jangka panjang penerbangan luar angkasa terhadap tubuh manusia dan menyediakan platfrom yang lebih banyak dan panjang untuk penelitian santifik dari yang telah tersedia dari kendaraan luar angkasa lainnya. contoh :  stasiun ruang angkasa internasional yang mengorbit di Bumi dengan ketinggian 360 Km, dan mulai beroprasi pada 2 November 2000.


8. Satelit Cuaca
adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi. contoh :satelit cuaca pertama yang diterbangkan oleh NASA, TIROS 1 yang diterbangkan tahun 1960.


9. Satelit Miniatur
Adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg). contoh :  lima satelit yang di luncurkan dari stasiun luar angkasa internasional pada hari kamis 4 Oktober 2012 yang di sebut CubeSat yang digunakan untuk berbagai macam misi seperti observasi bumi, fotografi, dan demonstrasi teknologi dengan dengan mengirimkan LED pulse atau kode morse untuk menguji sistem komunikasi optik.


Satelit Indonesia
Indonesia adalah negara pertama kali memilii satelit di negara bagian asia tenggara. Berikut ini daftar satelit yang dimiliki oleh indonesia yang kami ambil datanya dari wikipedia.

No.
Nama
Mulai Operasi
(diluncurkan)
Akhir Operasi
Slot Orbit
Pengelola
Wahana luncur
Pembuat
Keterangan
1.
Palapa A1
8 Juli 1976
Juni 1985[1]
83° BT
Perumtel
Delta-2914
Hughes (HS-333)[2]
Diluncurkan dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat.
2.
Palapa A2
10 Maret 1977
Januari 1988[1]
77° BT
Perumtel
Delta-2914
Hughes (HS-333)[2]
Diluncurkan dari Kennedy Space Center.
3.
Palapa B1
18 Juni 1983[3]
1990
108° BT
Perumtel
Challenger F2
(STS-7)
Hughes (HS-376)[2]
Diluncurkan menggunakan pesawat ulang-alik.
4.
Palapa B2
3 Februari 1984
8:00 EST
Gagal
Perumtel
Challenger F4
(STS-41-B)
Hughes (HS-376)[2]
dilepas dari wahana pada 16:00 EST[4], gagal dan dijemput oleh STS-51A pada November 1984[1]
5.
Palapa B2P
21 Maret 1987
Februari 1996[1]
113° BT
Perumtel
Satelindo
Delta 6925
Hughes (HS-376)
Beralih kepemilikan ke Satelindo pada 1993,[2]dan diganti Palapa C1.[1]
6.
Palapa B2R
13 April 1990
2000
108° BT
Perumtel
Delta 6925
Hughes (HS-376)
Merupakan Palapa B2 yang diperbaiki oleh Sattel Technologies,[1]
7.
Palapa B4
14 Mei 1992
7:40 WIB[5]
2005[2]
118° BT
Telkom
Delta II-7925
Hughes (HS-376)
Diluncurkan dari Kennedy Space Center.
8.
Palapa C1
31 Januari 1996
1999
113° BT
Satelindo
Atlas-2AS
Hughes (HS-601)
Diluncurkan dari Tanjung Canaveral LC-36B.[6]
Gagal beroperasi sehingga pada Januari 1999 beralih kepemilikan ke Hughes dan berganti nama menjadi HGS3.
Desember 2000 disewa Kalitel dari AS di 50º BT dan menjadi Anatolia 1, Agustus 2002 disewa Pakistan di 38ºBT menjadi Paksat1.[7]
9.
Palapa C2
15 Mei 1996
2011[6]
113° BT
Satelindo
Indosat
Ariane-44L H10-3
Hughes (HS-601)
Diluncurkan dari Kourou, Guyana Perancis.[6]
Orbit akan dipindahkan ke 105,5° BT karena 113° BT akan ditempati Palapa D.[8]
10.
Indostar I (Cakrawarta I)
12 November 1997
2011
107,7° BT[9]
Indovision
Ariane-44L H10-3[10]
CTA -> Orbital Sciences Corporation (OSC)
(Star-1)
Diluncurkan dari dari Kourou, Guyana Perancis.
11.
Telkom-1
12 Agustus 1999,
21:48 UTC
2016
108° BT
Telkom
Ariane IV
Lockheed Martin
(A2100A)[2]
12.
Garuda-1
12 Februari 2000[11]
2015
123° BT[12]
Asia Cellular Satellite (ACeS)
Proton K Blok-DM3
Lockheed Martin
A2100AXX[13]
ACeS adalah patungan PSN dan perusahaan asing.[14]
Diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.
13.
Telkom-2
16 November 2005
Beroperasi
108° BT
Telkom
Ariane V
Orbital
(Starbus 2)[2]
Diluncurkan dari dari Kourou, Guyana Perancis.
14.
INASAT-1
2006
Satelit pertama buatan Indonesia.
15.
LAPAN-TUBSAT
2007
Satelit mikro pertama Indonesia.
16.
Indostar II (Cakrawarta II)
16 Mei 2009, 7:58 WIB
2024
107,7° BT
Indovision
Proton-M Briz-M
Boeing
(BSS-601HP)
Diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome (LC-200/39), Kazakhstan.[15][16]
17.
Palapa D
31 Agustus 2009 16:28 WIB
2024
113° BT
Long March 3B
Thales Alenia Space
(Spacebus-4000B3)
Diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC), Cina.
Menggeser orbit Palapa C2 dari 113° BT ke 105,5° BT.
18.
Telkom-3
2011
2026
?
Telkom
Proton-M Briz-M
ISS Reshetnev
(Ekspress-1000N)
& Alcatel (Payload)
Proses tender selesai pada Desember 2008.[17]

Pada tahun 2012 Indonesia akan meluncurkan satelit buatan sendiri ke orbitnya, satelit buatan anak negeri ini sudah dibahas pada tahun 2009 lalu, yang dihadiri oleh dari berbagai perguruan tinggi di indonesia diantaranya ITB, ITS, UI, UGM, dll.
Berdasarkan ketinggian garis edarnya, satelit dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya :
  • Satelit LEO (Low Earh Orbit) yaitu satelit yang bergaris edar rendah yaitu diantara 500 km sampai 10.000 km dari permukaan bumi. Waktu revolusi satelit ini adalah 2 sampai 6 jam. Contoh satelit ini adalah Iridium, Global Star, Elipsat, Odessey, dan Constellation
  • Satelit MEO (Medium Earth Orbit) yaitu satelit yang bergaris edar menengah yaitu diantaranya 10.000 km sampai 20.000 km. Waktu revolusi satelit ini antara 6 sampai 12 jam.
  • Satelit GEO (Geostatinonary Earth Global) yaitu satelit yang berada pada orbit geostasioner yaitu 36.000 km dari permukaan bumi. Orbit stasioner adalah orbit yang menyebabkan waktu reovolusi satelit sama dengan rotasi bumi, yaitu satu hari.  Contoh satelit ini adalah satelit palapa dan intelsat.

CARA KERJA SATELIT
Satelit yang mengitari bumi pada orbitnya akan dikendalikan oleh Master Control Station di stasiun bumi. Pengendalian satelit yang berada puluhan ribu kilometer dari bumi menggunakan sistem otomatis yang didasarkan atas dua sistem pengendalian, yaitu Spin Stabillized Satellite dan Three Axiz Body Stabillized.

Spin Stabillized Satellite merupakan metode pengendalian satelit dengan cara menggerakan body satelit secara berputar untuk menuju ke suatu posisi tertentu yang diinginkan. Satelit secara teori akan diam pada posisinya di orbit, pada kenyatannya akan bergeser dari orbit yang sebenarnya.

Three Axiz Body Stabillized merupakan pengontrolan posisi satelit berdasarkan sumbu koordinal X,Y, dan Z. dari ketiga sumbu tersebut akan dipetakan menjadi posisi pitch, roll and yaw.

Kerja satelit terbagi dua, yaitu cara uplink dan downlink. Uplink adalah transmisi yang dikirim dari planet bumi menuju satelit, sedangkan downlink yaitu transmisi dari satelit ke stasiun bumi.

Pada dasarnya, komunikasi satellit dan cara kerjanya berguna sebagai repeater di langit, satelit juga menggunakan transponders, yaitu alat yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah.

Umumnya komunikasi satelit menggunkan begit banyak transponders. Hal lain yang penting perannya dalam jaringan komunikasi satelit adalah antena satelit, karena benda ini berfungsi sebagai penerima transisi di setiap wilayah di dunia. Sedangkan sebuah satelit spancing (penempatan satelit) digunakan adar dalam melakukan transmisi lebih mudah berdasarkan wilayahnya. Power sistem yang digunkakan oleh satelit diperoleh dari sinar matahari yang diubah bentuk menjadi listrik yang menggunkan sel surya (solar cells)

Pesawat luar angkasa yang berada lama di uang angkasa membangkitkan tenaga dengan energi matahari. Pesawat memperoleh energi matahari itu dengan menggunakan struktur seperti sayap besar yang diberi nama panel surya, setiap panel surya tersusun atas banyak sel yang lebih kecil sel surya menghasilkan tnaga listrik saat terkena cahaya. Sel-sel tersebut dibuat dari bahan yang disebut silikon. Panel surya hanya akan bekerja bila saat menghadap ke arah matahari, dan satelit dilengkapi dengan sensor yang mencari arah cahaya. Motor menggerakkan panel dihadapkan ke cahaya matahari. Satelit juga dilengkapi dengan sumber tenaga yang berdurasi 12 tahun yang merupakan bahan bakarnya agar dapat beroprasi.


Sejarah Satelit Milik Indonesia

Mungkin sebagian dari kita beragapan bahwa Indonesia negara kita ini hanya memiliki satu satelit yang kita kenal lama dengan Satelit Palapa. Tapi ternyata Indonesia memiliki cukup banyak satelit yang melayan di luar angkasan sana dan dalam jangka waktu tertentu satelit satelit tersebut diganti karena dengan yang lebih baru. Dan asal tahu saja, ternyata Indonesia telah melunjurkan satelit sejak tahun 1976.
Berikut ini merupakan nama-nama satelit Indonesia dari tahun 1976 sampai dengan tahun 2009 yang saat ini masih melayan di luar angkasa.
1. Satelit Palapa A1  tahun 1976 – Satelit pertama di Indonesia
Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari “Sumpah Palapa”, yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.
Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.
Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.
2. Sateli Palapa A2 (1977)
Palapa A2 adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan beroperasi di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga bulan Januari 1988, 4 tahun melewati masa operasional yang direncanakan.


Program satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2 kontrak terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2 satelit (Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit tersebut dan 9 stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing. Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel. Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli 1975. Satelit Palapa A2 dimaksudkan sebagai cadangan dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa A1 mengalami kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasi oleh Palapa A1.
3. Satelit Palapa B2P (1987)
Satelit Palapa B2P adalah satelit yang mengitari orbit geosynchronous dan bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi. Satelit ini terletak pada ketinggian 36.000km diatas khatulistiwa pada lokasi 113°BT dan dikendalikan oleh stasiun yang terletak di Bumi tepatnya di daerah Cibinong. Satelit Palapa merupakan satelit relay bagi stasiun bumi yang selanjutnya memancarkan kembali siaran ke televisi dengan transponder Palapa yang bekerja pada jarak 6 gigahertz dengan kekuatan pancar 10 watt.
Satelit Palapa B2P yang sesungguhnya dibuat untuk keperluan domestik serta ditujukan untuk disewakan ke mancanegara ternyata mampu menjaring bisnis yang sangat baik, dan karenanya Palapa B2P menjadi satelit rebutan. Para penyelenggara penyiaran (CNN, ESPN) menggunakan Palapa B2P, sehingga masyarakat yang berada dalam area cakupan Palapa B4 dapat menerima program-progam mereka.
4. Satelit Palapa C1 (1996)

Satelit Palapa C1 adalah satelit komunikasi pertama dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C1 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral (LC-36B) AS, menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT dengan rentang operasi selama 7 tahun. Namun setelah terjadi kegagalan pengisian battery pada tanggal 24 November 1998 akhirnya Palapa C1 dinyatakan tidak layak beroperasi dan digantikan oleh Palapa C2.

5. Satelit Palapa C2 (1996)


Satelit Palapa C2 adalah satelit komunikasi kedua dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C2 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 15 Mei 1996 di Kourou, Guyana Perancis (Ko ELA-2), menggunakan roket Ariane-44L H10-3. Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT di ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Operasional satelit ini berpindah tangan ke PT. Indosat Tbk. akibat penggabungan Satelindo dengan Indosat. Demi memberi tempat bagi Satelit Palapa D, rencananya orbit satelit ini dipindah ke 105,5° BT.
6. Satelit TELKOM-2 (2005)

Telkom-2 adalah satelit yang diluncurkan Telkom ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005.
Telkom-2 memiliki umur operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar 70 persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak luar.
Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom, satelit buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung sistem komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), internet, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan militer.
Satelit ini akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas 24 transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai seluruh ASEAN, India dan Guam.
7. Satelit INASAT-1 (2006) Satelit Pertama buatan Indonesia
INASAT-1 adalah Nano Hexagonal Satelit yang dibuat dan didesain sendiri oleh Indonesia untuk pertama kalinya. INASAT-1 merupakan satelit metodologi penginderaan untuk memotret cuaca buatan LAPAN.


Selain itu INASAT-1 adalah satelit Nano alias satelit yang menggunakan komponen elektronik berukuran kecil, dengan berat sekitar 10-15 kg. Satelit itu dirancang dengan misi untuk mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan data lingkungan (berupa fluks magnet didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping yang digunakan untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit.
Adapun satelit itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat Teknologi Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara LAPAN, Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan Kemandirian Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano dengan nama Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1).
Dari segi dinamika gerak akan diketahui melalui pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu, sehingga dalam perjalanannya akan diketahui bagaimana perilaku geraknya. Penelitian dinamika gerak ini menjadi hal yang menarik untuk satelit-satelit ukuran Nano yang terbang dengan ketinggian antara 600-800 km.
8. Satelit LAPAN-TUBSAT (2007) Satelit Mikro Pertama di Indonesia.
LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universität Berlin; TU Berlin). Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak.


LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian orbit 630 kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan lebar sapuan 81 kilometer.
Manuver attitude ini dilakukan dengan menggunakan attitude control system yang terdiri atas 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil dan sebuah star sensor untuk navigasi satelit. Komponen-komponen inilah yang membedakannya dengan satelit mikro lain yang hanya mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif gradien gravitasi dan magneto torquer, sehingga sensornya hanya mengarah vertikal ke bawah.
Sebagai satelit pengamatan, satelit ini dapat digunakan untuk melakukan pemantauan langsung kebakaran hutan, gunung meletus, tanah longsor dan kecelakaan kapal maupun pesawat. Tapi pengamatan banjir akan sulit dilakukan karena kamera tidak bisa menembus awan tebal yang biasanya menyertai kejadian banjir.
9. Indostar II / Cakrawarta II (2009)


Indostar II atau Cakrawarta II adalah satelit yang diluncurkan oleh PT Media Citra Indostar (MCI) yang mengelola dan mengoperasionalisasi satelit Indovision. Satelit ini diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Proton Breeze milik Rusia dan lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di Kazahkstan. Peluncuran satelit Indostar II ini telah berlangsung pada tanggal 16 Mei 2009.
10. Satelit Palapa D (2009)

Satelit Palapa D (kode internasional = 2009-046A) adalah satelit komunikasi Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT yang akan selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.
Metode Pancaran Satelit

Mode Pancaran Satelit
Secara umum, setiap satelit terdiri dari 2 pola pancaran, yaitu uplink dan downlink. Namun untuk keperluan yang lebih khusus ada pula satelit yang memiliki pola pancaran crosslink. Berbagai pola pancaran satelit ini dapat dilihat pada gambar di atas.

A.    Uplink
Uplink adalah model pancaran sinyal dari stasiun bumi menuju satelit di luar angkasa. Sinyal yang dipancarkan antar stasiun bumi tidak akan mengalami interferensi karena dikirimkan pada frekuensi yang berbeda, seperti ditunjukkan pada gambar 23. Sinyal ini kemudian ditangkap oleh antena satelit untuk kemudian dikuatkan dan ditransmisikan kembali ke bumi.

Mode Pancaran Uplink
B.     Downlink Model
Downlink adalah pancaran sinyal dari satelit menuju ke bumi. Sinyal ini memiliki frekuensi yang lebih kecil dari dari frekuensi uplink. Pancaran downlink adalah kebalikan dari pancaran uplink.

Gambar 3. Contoh Mode Pancaran Downlink
Untuk satelit dengan frekuensi C-band, frekuensi C-band besarnya sekitar 6 GHz. Pada gambar 24, pancaran downlink diterima oleh antena stasiun bumi untuk kemudian diolah menjadi sinyal baseband.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar